inu (anak kota yang belum tau bahasa jawa halus secara benar)
suatu hari inu melancong ke kota kecil di jawa tengah, siang yang panas inu mencoba beli es cendol ke pedagang dipinggiran jalan
inu : bang es cendolnya satu dong,
tukang cendol : mpun telas den (sudah habis mas)
inu : yaeyalah pakai gelas dong bang, satu ya...
tukang cendol : mpun mboten enten den (sudah tidak ada mas *es cendolnya)
inu : yah pakai nanya segala, ya pakai santen lah bang,
tukang cendol : oh dasar wong gendeng! (oh dasar orang gila)
inu : wah bang gimana sih, masa mau pakai bandeng juga *bingung
tukang cendol : wong edan!
inu : yah, malah dikirain pesen degan!
(mas-mas samping inu lalu menjadi translator dadakan dan memberitahu inu apa arti perkataan tukang cendol tadi)
tanpa sepatah kata pun tukang cendol yang jengkel itu meninggalkan inu yang sudah dari tadi melet2 kepanasan, dan inu pun tak mendapat es cendol setetespun.