Sepasang anak muda sedang berjalan-jalan di
tengah hutan. Mereka menemukan sebuah lubang
besar yang tampaknya sangat dalam. Si pria
melihat ke dalam lubang. Ia sungguh tercengang
karena dasar lubang itu sama sekali tidak kelihatan.
Timbulan pikiran iseng untuk mengukur kedalaman
lubang itu. Si wanita mengambil kerikil lalu melempar
nya ke lubang. Mereka berusaha mendengar kalau-
kalau kerikil tersebut menyentuh dasar lubang. Tapi
karena lubangnya terlalu dalam, tidak ada suara yang
terdengar.
Si pria tidak habis pikir. Dia mengambil batu yang
lebih besar, lalu melemparnya ke dalam lubang.
Sama saja, batu tersebut tidak terdengar lagi. Pasti
lubangnya dalaaaaam banget.
Belum kehabisan akal, muda-mudi itu melihat sebatang
pohon besar yang tergeletak di tanah. Mereka bersusah
payah mengangkat batang pohon tersebut lalu
melemparkannya ke dalam lubang. Beberapa saat
kemudian, mereka melihat seekor kambing berlari
dan kemudian melompat masuk ke dalam lubang.
Aduuuh, kasihan banget tuh kambing. Pasti dia
enggak bisa keluar, pikir anak muda itu.
Berselang beberapa menit, seorang pria tua mendekati
anak muda tersebut.
Pak Tua : " Anak muda, lihat nggak ada kambing di
sekitar sini ? "
Anak muda : " Wah, kayaknya kambing Bapak barusan
lari dan melompat ke dalam lubang. Pasti dia sudah
mati sekarang. "
Pak Tua : " Oooh, kalau begitu itu bukan kambing saya.
Kambing saya tidak mungkin lari karena sudah saya
ikat di batang pohon. "
===========
" Titi, ada apa sih ? " kata Johan marah pada isterinya,
" Tiga puluh tahun kita tidak ke Diskotek, rasanya kita
tidak kurang suatu apa, kan ? "
" Justru itulah. Hari ini Ulang Tahun Perkawinan Kita.
Kita harus ke sana ? " teriak Titi tak mau kalah.
Mereka memasuki ruangan Diskotek. Penjaga itu
menyambut Johan dengan hormat.
" Selamat malam, Tuan Johan. Dua tiket seperti biasanya ? "
Titi memandang suaminya dengan heran. Setelah duduk,
pelayan langsung menghampiri meja mereka.
" Selamat malam, Tuan Johan. Hidangannya sama
seperti biasanya ? " Titi menggertakkan gigi.
Tengah malam muncul pembawa acara.
" Saudra-saudara . . selamat datang. Acara akan
di mulai dengan tari bugil. Siapa malam ini yang buka
celana ? " " Bung Johan ! Bung Johan ! " teriak hadirin.
" Brengsek kamu ! Sontoloyo kamu ! " jerit Titi sambil
menghujani suaminya dengan pukulan.
Johan tak sadar, tahu-tahu ia sudah berada di dalam
taksi. " Jangan harap kau bisa keluyurann kesana lagi ! "
teriak Titi sambil meneruskan pukulannya.
Tiba-tiba pengemudi taksi menoleh sambil tersenyum :
" Bung Johan, rasanya baru malam ini saya lihat
perempuan model begini di samping Anda. "
=============
Di suatu tempat, salah satu negara berkembang
ada sebuah peresmian peternakan ikan yang
dananya mendapat bantuan dari bank dunia. Untuk
go public, undangan pun disebar ke seluruh dunia.
Dalam perjalanan menuju tempat pengguntingan
pita, terjadi dialog di antara para tamu undangan.
Tamu dari Jepang :
Di negara saya tidak perlu tambak ataupun perterna-
kan ikan seperti ini, kalau kami mau makan ikan, pergi
saja ke sungai bawa tangguk, cidukkan ke sungai,
dua atau tiga kali ciduk pasti dapat ikan.
Tamu dari Korea :
Itu belum seberapa di tempat saya, sekali tangguk
saja sudah dapat ikan.
(sementara wakil dari Indonesia mau ngomong,
e.. keduluan dari Cina)
Tamu dari Cina :
Eehh, Tuan-tuan masih kalah di negara gua, tidak
usah pakai tangguk, pakai saja gayung sudah
dapat ikan 2 ekor
Tamu dari Indonesia :
He... bapak-bapak, ente tidak pernah ke Indonesia 'kan...
Di negara saya, di setiap sungai, kalau kita mau ambil
air satu ember saja susah banget, kita harus usir ikan-
ikan yang ada di sungai, baru kita ambil airnya.