Lucu ga lucu yang penting bisa tertawa, hahahaha...

Cerita cerita Seru Hot Humor

Uler 1000

Ada tiga sahabat, satunya kura2..satu lagi
kodok..terus satunya lagi uler kaki seribu.
Suatu hari kura2 mengundang dua temennya
ke rumahnya buat pesta kecil2an.
So.. mereka bertiga bikin pesta kecil di rumah
kura2. Setelah asyik ngobrol, makan, minum
and lain-lain...
si kodok berkata : "Eh..dari tadi kayaknya ada
yang kurang ya..elu pada ngerasa gak..Oh iya
kita kok gak ngerokok ya..pantesan mulut asem
banget nih.."
Kura2:"iya ya..sorry gue lupa nggak nyediain
rokok...kalo gitu lu eli aje deh 'Dok..warungnya
deket khan..!"
Kodok:"Lho koq gue sih.. khan tuan rumahnya
elu 'Ra.."
Kura2:"iya sih.. tapi khan gue jalannya lambat..
kalo elu khan bisa cepet..!!"
Kodok:"Ah.. nggak bisa gitu dunk!!..lagian kalo
soal cepet..pasti si uler kaki seribu lebih cepet
dari gue.. kakinya aja ada seribu!!!"
Kura2: "Oh iya ya.. Elu aja deh yang pergi..uler
Kaki seribu.."
Uler K.1000: "koq jadi gue sih.."
Kodok : "Udah ..nggak apa-apa..elu aja.. buruan.."
Akhirnya si Uler K.1000 pergi juga untuk membeli
rokok. Si Kodok dan Kura2 nungguin sambil
ngegosipin artis-artis lokal. Lima menit
menunggu...si Uler K.1000 belum dateng juga...10
menit..20 menit...satu jam...dan ternyata sampe
tiga jam Uler K.1000 gak nongol2 juga.
Kodok: "Kooq Uler K.1000 nggak pulang2 ya..?"
Kura2: "Iya nih..gue jadi kuatir..kita susulin aja yuk, Dok...!"
Kodok: "ayuk deh..!"
Tapi pas si kura2 buka pintu...ternyata uler
K.1000 udah ada di depan pintu.
Kura2: "Nah ni dia..!"
Kodok: "Iya nih dari tadi ditungguin juga...mana
rokoknya..mulut gue udah asem banget nih..?!"
Uler K.1000: "Boro2 rokok...jalan aja belom..!!"
Kodok: " Haah belom jalan ...emangnya dari tadi
ngapain aja...?"
Uler K.1000: "Yee..elu nggak liat gue lagi
PAKE SEPATU..!!!!!"
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Salah Tafsir

Suatu pagi yang indah di sebuah sekolah dasar, seorang Pak guru yang begitu berdedikasi sedang mengajar anak2 muridnya tentang betapa bahayanya minuman keras kepada mereka. Sebelum memulai mata pelajarannya pada hari itu dia telah mengambil 2 ekor cacing yang hidup, sebagai sampel kehidupan dan dua gelas minuman yang masing2 berisi dengan air mineral dan Whiskey yang mengandung kadar alkohol tinggi..

"Coba perhatikan murid2.. lihat bagaimana saya akan memasukkan cacing ini kedalam gelas, perhatikan betul2. Cacing yang sebelah kanan saya, akan saya masukkan ke dalam air mineral manakala cacing yang sebelah kiri saya akan masukkan ke dalam Whiskey. Perhatikan betul2."

Semua mata tertumpu pada kedua2 ekor cacing itu.

Seperti diperkirakan, cacing yang berada dalam gelas yang berisi air mineral itu berenang2 di dasar gelas, manakala cacing yang berada di dalam whiskey menggeliat2x lalu mati. Pak Guru tersenyum lebar, apabila melihat anak2 muridnya memberikan perhatian sepenuh hati pada pelajaran praktek yang dia berikan

"Baiklah murid2, apa yang kamu dapat pelajari dari praktek yang Pak Guru tunjukkan tadi??"

Dengan penuh keyakinan anak2 muridnya menjawab, UNTUK MENGHINDARI CACINGAN...MINUMLAH WHISKEY...
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kisah Bejo dan Relativitas

Panggung 1: Jauh di sebuah dusun nelayan dengan bau laut yang kental.
Seorang paman menanyakan kabar keponakannya yang telah lama pergi ke kota.
Dengan bangga, ibunya menjawab, "Syukurlah, sekarang hidup Bejo sudah enak.
Dia bekerja sebagai petugas kebersihan di gedung tinggi."

Panggung 2: Di sebuah gedung perkantoran di tengah kota yang sibuk. Seorang
bos berdasi menanyakan tentang seorang pegawai yang tampak lusuh. Dengan
gugup, manajernya menjawab,
"Namanya Bejo pak! Pegawai rendahan di bagian kebersihan. Sayang, nasibnya
tidak sebaik namanya."
Aha! Betapa relatifnya nilai sebuah pekerjaan. Dari satu sudut pandang,
sesuatu yang dibanggakan ternyata tak ubahnya cemoohan.
Namun dari sudut lain, sebuah ejekan ternyata sumber harapan panjang.
Begitulah bila pikiran mulai menilai-nilai apa yang disebut "kemujuran"
hidup, maka pada saat yang sama ia memisah-

misahkan orang ke dalam kelas-kelas yang berbeda. Padahal, melalui tatapan
hati nurani, tiadalah lebih berharga jabatan tinggi di hadapan jabatan
rendah. Ketika anda menghargai dan membebaskan
diri dari peringkat-peringkat "keberuntungan", di saat itu anda mampu
mendengar bisikan nurani.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rekayasa Genetika

Sang engineer akhirnya bisa menemui Tuhan. Dengan sombong, dia berkata, "Hai
Tuhan. Lama-lama aku bisa menjadi Tuhan juga. Aku bisa menciptakan makhluk
hidup, bahkan bisa menciptakan manusia." Tuhan berfirman, "Coba buktikan."
Maka sang engineer membungkuk, dan mengambil debu dan tanah-tanah. Tetapi
Tuhan bertanya, "Apa yang kau lakukan? Ayo, jangan main tanah. Buatlah
makhluk hidup." Kata sang engineer, "Aku akan membuat manusia dari tanah."
Dan Tuhan menjawab, "Tidak boleh. Itu tanah kepunyaanku. Kamu harus pakai
tanahmu sendiri."
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Putri Katak

Sang engineer berjalan cepat melintasi tepi sungai, ketika terdengar suara
panggilan. Setelah diamati, ternyata suara itu berasal dari seekor katak.

"Hai tunggu," kata si katak, "Aku sebenarnya putri yang cantik, tapi sedang
dikutuk. Tapi kalau kamu menciumku, aku bisa jadi putri lagi. Ciumlah aku!"

Dengan hati-hati si engineer memungut si katak, lalu memasukkannya ke saku
jaketnya. Si katak berteriak, "Hai, ciumlah aku! Kalau aku sudah jadi putri,
aku mau jadi pacarmu semalam." Si engineer cuma tersenyum kecil.

"Iya deh, nggak semalam. Seminggu penuh deh!!!" teriak si katak. Si engineer
senyum lebar, mengeluarkan katak dari saku, mengelus-elusnya, kemudian
memasukkan kembali ke saku.

Si katak berteriak putus asa, "Ya deh, aku mau jadi pacar kamu seumur
hidup. Tapi cium aku dong. Nanti aku jadi putri yang cantik sekali, yang
akan menemani kamu selamanya."

Akhirnya si engineer buka suara juga. "Hey. Tahu nggak. Aku itu engineer.
Aku nggak punya waktu buat pacaran. Tapi punya katak yang bisa bicara, keren
juga."
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hukuman Pancung

Di sini akan dijelaskan karakteristik khas engineer, yaitu memiliki
pengabdian yang mendalam dan membabi buta pada profesinya. Zaman
pemberontakan. Seorang pendeta, ahli hukum, dan engineer ditangkap, dan
dijatuhi hukuman mati dengan guillotine.

Tibalah saat pelaksanaan hukuman mati. Setelah diundi, pendeta harus mati
lebih dulu, disusul ahli hukum, dan terakhir si engineer. Pendeta meletakkan
leher di balok guillotine. Tuas dilepas. Tapi pisau bergeming. Si pendeta
berdiri dan mengatakan ia telah diselamatkan oleh Tuhan. Ia pun dibiarkan
pergi.

Giliran si ahli hukum dipaksa meletakkan leher di balok. Tuas dilepas. Tapi
pisau maih terdiam saja. Si ahli hukum berdiri dan mengatakan bahwa seorang
tersangka hanya boleh dihukum satu kali untuk sebuah kesalahan. Maka ia pun
boleh pergi.

Terakhir, si engineer meletakkan kepalanya di leher balok. Ia mengintip ke
arah pemicu katrol. Lalu ia berkata, "Tunggu. Sekarang aku tahu kenapa
alatnya macet ..."
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tebakan Kelas Tinggi

Si programmer dan engineer berada dalam sebuah perjalanan panjang di pesawat
terbang. Si engineer tidur dengan lelap. Tapi si programmer duduk gelisah.
Setelah lama bingung mencari kegiatan, si programmer membangunkan engineer
dan mengajak main tebak-tebakan. Si engineer yang malas cuma menggeleng dan
mencoba kembali tidur. "Ayo dong," desak si programmer, "Kita pakai taruhan.
Yang kalah bayar sepuluh ribu ke yang menang." Si engineer masih menolak
dengan halus.

"Begini saja," kata programmer, "Kalau aku nggak bisa jawab pertanyaanmu,
aku bayar seratus ribu. Kalau kamu nggak bisa jawab pertanyaanku, kamu bayar
sepuluh ribu saja." Si engineer bosan diganggu, dan terpaksa setuju.

Maka si programmer mengajukan pertanyaan pertama, "Berapa jarak dari

Matahari ke planet Pluto?" Si engineer langsung menyerah dan menyerahkan
sepuluh ribu rupiah.

Si programmer dengan sukacita menantang pertanyaan dari engineer. Maka si
engineer bertanya, "Apa yang naik dengan tiga kaki dan turun dengan lima
kaki?" Si programmer bingung. Tapi ia tak mau menyerah. Maka ia membuka
notebooknya, dan mencari berbagai referensi. Setelah gagal, ia
menyambungkan modem radio, dan mencari referensi ke Internet. Masih gagal,
ia berkirim mail ke seluruh mail list yang diikutinya untuk menanyakan soal
itu. Tapi tidak ada yang bisa menjawab.

Putus asa, ia menyerahkan seratus ribu rupiah ke engineer yang masih
terkantuk-kantuk. Si engineer tenang menerimanya dan memasukkannya ke saku.
Si programmer, penasaran, membangunkan si engineer, dan bertanya lagi,
"Jadi, apa jawabannya?" Dengan malas, si engineer menggelengkan
kepala, mengeluarkan sepuluh ribu rupiah, menyerahkannya ke si programmer,
lalu tidur lagi.